Rahasia Panjang Umur Manula di Ikaria
Penghuni sebuah pulau kecil di Yunani hidup rata-rata 10 tahun lebih lama dari umur harapan hidup warga Eropa umumnya, dan peneliti mencoba menelusuri alasan kenapa fenomena ini terjadi.
Seperti alasan-alasan yang umum ditemukan pada gaya hidup sehat, warga Pulau Ikaria diduga diuntungkan oleh kehidupan yang relatif bebas polusi di wilayah itu.
Udara segar, suasana yang santai dan saling percaya, ditambah sayur-mayur serta minuman susu domba, adalah beberapa alasan yang menjadi kajian peneliti. Masih ditambah dengan wilayah yang bergunung-gunung yang memaksa warga selalu bergerak turun-naik dan membuat fisik mereka menjadi kuat.
Bahkan muncul pula dugaan panjang umur warga setempat ada kaitan dengan radiasi natural dari batu-batu granit yang membentuk pegunungannya.
Bagi Stamatis Moraitis, warga setempat, jawabannya adalah anggur.
"Anggur disini murni tanpa zat tambahan. Anggur yang dibuat di pasaran ditambah zat pengawet, jelek untuk kesehatan. Disini anggur dibuat sendiri jadi murni."
Stamatis merayakan ulang tahunnya yang ke-98 tahun baru lalu. Menurutnya sebenarnya umurnya jauh lebih tua tetapi menurut dokumen kelahiran, dia tercatat lahir 1 Januari 1915.
Untuk kebutuhan anggurnya, setahun dia buat sekitar 700 liter yang diminumnya dengan teman-temannya.
Awet hidup
Padahal 45 tahun lalu, harapan hidup Stamatis hanya tinggal enam bulan.
Pria kelahiran Ikaria ini pernah jadi serdadu pada Perang Dunia II, dan kemudian memutuskan pergi ke Inggris sebelum akhirnya menikah dan menetap di AS. Empat puluh lima tahun lalu, Stamatis didiagnosa menderita kanker paru-paru, dengan harapan hidup tinggal enam bulan.
"Waktu itu pemakaman di Amerika sangat mahal," katanya mengenang. "Jadi saya bilang pada istri 'Aku mau pulang ke Ikaria supaya bisa dikubur dekat orangtua.'"
Saat sampai di Ikaria, kata Stamatis dia hanya ingin bersenang-senang.
"Saya ketemu teman-teman lama di kampung, lalu kami mulai minum-minum. Saya pikir biarlah, setidaknya kalau pun mati saya mati bahagia."
Tiap hari berlalu dengan acara minum anggur dan belum ada tanda-tanda Stamatis akan segera meninggal dunia saat ini. Kakek ini masih gesit mengurus sendiri kebun zaitunnya, merawat, memanjat dan memanen buah kecil berwana hijau itu.
"Beberapa tahun lalu saya kembali ke AS mencoba mencari dokter yang dulu mendiagnosa penyakit saya. Tidak ketemu. Semuanya sudah meninggal."
Ikaria sejak lama dikenal sebagai tempat wisata kesehatan karena memiliki sumber air panas yang dianggap berkhasiat. Beberapa lokasi lain didunia yang juga dikenal sebagai sarang manusia panjang umur adalah Okinawa di Jepang, Sardinia di Italia, serta Loma Linda di California, AS.
Tempat-tempat semacam ini menurut penulis buku tentang rahasia panjang umur, Dan Buettner dan National Geographic, sebagai wilayah 'zona biru' dimana penduduknya menikmati manfaat umur panjang.
Riset paling komprehensif yang pernah dilakukan di Ikaria digelar oleh Universitas Athens, yang menemukan bahwa 8.000 warga pulau kecil di perbatasan dengan wilayah Turki ini hidup 10 tahun lebih lama ketimbang rata-rata warga Eropa dan dalam kondisi kesehatan yang prima hingga akhir hayat.
Bebas stres
Banyak faktor berperan dalam menjaga hidup agar berumur panjang, kata ahli.
Dr Christina Chrysohoou, ahli penyakit jantung dari Universitas Athens yang turut melakukan penelitian mengatakan warga setempat sebenarnya juga menderita berbagai penyakit seperti yang umum diidap manusia pada umumnya. Hanya saja, mereka menderita penyakit tersebut di usia yang jauh lebih tua.
"Kita tidak bisa menghindari penyakit-penyakit ini, tapi warga disini berhasil mempertahankan gaya hidupnya bertahun-tahun. Umur rata-rata sakit jantung antara 55 sampai 60. Di Ikaria jadi sekitar 10 tahun lebih lama."
Warga Ikaria makan ikan dan banyak sayuran dengan hanya sedikit daging. Sebagian besar makanan diolah dengan minyak zaitun. Tanaman hijau liar dipetik dari bukit-bukit sepanjang wilayah itu untuk dimasak dan bahan obat.
Warga sepuh disana biasa minum teh dengan seduhan daun kering campuran sage, thyme, mint, serta chamomile, sementara bahan pemanisnya adalah madu lokal.
Tingkat merokok juga rendah, warga biasa tidur siang, laju kehidupan lambat dimana orang selalu menyempatkan diri bersantai dan bergaul minum-minum anggur secukupnya. Manula dihormati di sini, level depresi dan kepikunan relatif rendah.
Hasilnya, kata George Kassiotis yang berumur 102 tahun, dia hidup nayman dan sentosa.
"Saya tidak makan bahan pangan olahan, saya tidak merokok dan tidak pernah stres," kata Kassiotis. "Saya tidak khawatir soal mati kami sadar kalau semua orang toh nanti kesana juga."
Seperti alasan-alasan yang umum ditemukan pada gaya hidup sehat, warga Pulau Ikaria diduga diuntungkan oleh kehidupan yang relatif bebas polusi di wilayah itu.
Udara segar, suasana yang santai dan saling percaya, ditambah sayur-mayur serta minuman susu domba, adalah beberapa alasan yang menjadi kajian peneliti. Masih ditambah dengan wilayah yang bergunung-gunung yang memaksa warga selalu bergerak turun-naik dan membuat fisik mereka menjadi kuat.
Bahkan muncul pula dugaan panjang umur warga setempat ada kaitan dengan radiasi natural dari batu-batu granit yang membentuk pegunungannya.
Bagi Stamatis Moraitis, warga setempat, jawabannya adalah anggur.
"Anggur disini murni tanpa zat tambahan. Anggur yang dibuat di pasaran ditambah zat pengawet, jelek untuk kesehatan. Disini anggur dibuat sendiri jadi murni."
Stamatis merayakan ulang tahunnya yang ke-98 tahun baru lalu. Menurutnya sebenarnya umurnya jauh lebih tua tetapi menurut dokumen kelahiran, dia tercatat lahir 1 Januari 1915.
Untuk kebutuhan anggurnya, setahun dia buat sekitar 700 liter yang diminumnya dengan teman-temannya.
Awet hidup
Padahal 45 tahun lalu, harapan hidup Stamatis hanya tinggal enam bulan.
Pria kelahiran Ikaria ini pernah jadi serdadu pada Perang Dunia II, dan kemudian memutuskan pergi ke Inggris sebelum akhirnya menikah dan menetap di AS. Empat puluh lima tahun lalu, Stamatis didiagnosa menderita kanker paru-paru, dengan harapan hidup tinggal enam bulan.
"Waktu itu pemakaman di Amerika sangat mahal," katanya mengenang. "Jadi saya bilang pada istri 'Aku mau pulang ke Ikaria supaya bisa dikubur dekat orangtua.'"
Saat sampai di Ikaria, kata Stamatis dia hanya ingin bersenang-senang.
"Saya ketemu teman-teman lama di kampung, lalu kami mulai minum-minum. Saya pikir biarlah, setidaknya kalau pun mati saya mati bahagia."
Tiap hari berlalu dengan acara minum anggur dan belum ada tanda-tanda Stamatis akan segera meninggal dunia saat ini. Kakek ini masih gesit mengurus sendiri kebun zaitunnya, merawat, memanjat dan memanen buah kecil berwana hijau itu.
"Beberapa tahun lalu saya kembali ke AS mencoba mencari dokter yang dulu mendiagnosa penyakit saya. Tidak ketemu. Semuanya sudah meninggal."
Ikaria sejak lama dikenal sebagai tempat wisata kesehatan karena memiliki sumber air panas yang dianggap berkhasiat. Beberapa lokasi lain didunia yang juga dikenal sebagai sarang manusia panjang umur adalah Okinawa di Jepang, Sardinia di Italia, serta Loma Linda di California, AS.
Tempat-tempat semacam ini menurut penulis buku tentang rahasia panjang umur, Dan Buettner dan National Geographic, sebagai wilayah 'zona biru' dimana penduduknya menikmati manfaat umur panjang.
Riset paling komprehensif yang pernah dilakukan di Ikaria digelar oleh Universitas Athens, yang menemukan bahwa 8.000 warga pulau kecil di perbatasan dengan wilayah Turki ini hidup 10 tahun lebih lama ketimbang rata-rata warga Eropa dan dalam kondisi kesehatan yang prima hingga akhir hayat.
Bebas stres
Banyak faktor berperan dalam menjaga hidup agar berumur panjang, kata ahli.
Dr Christina Chrysohoou, ahli penyakit jantung dari Universitas Athens yang turut melakukan penelitian mengatakan warga setempat sebenarnya juga menderita berbagai penyakit seperti yang umum diidap manusia pada umumnya. Hanya saja, mereka menderita penyakit tersebut di usia yang jauh lebih tua.
"Kita tidak bisa menghindari penyakit-penyakit ini, tapi warga disini berhasil mempertahankan gaya hidupnya bertahun-tahun. Umur rata-rata sakit jantung antara 55 sampai 60. Di Ikaria jadi sekitar 10 tahun lebih lama."
Warga Ikaria makan ikan dan banyak sayuran dengan hanya sedikit daging. Sebagian besar makanan diolah dengan minyak zaitun. Tanaman hijau liar dipetik dari bukit-bukit sepanjang wilayah itu untuk dimasak dan bahan obat.
Warga sepuh disana biasa minum teh dengan seduhan daun kering campuran sage, thyme, mint, serta chamomile, sementara bahan pemanisnya adalah madu lokal.
Tingkat merokok juga rendah, warga biasa tidur siang, laju kehidupan lambat dimana orang selalu menyempatkan diri bersantai dan bergaul minum-minum anggur secukupnya. Manula dihormati di sini, level depresi dan kepikunan relatif rendah.
Hasilnya, kata George Kassiotis yang berumur 102 tahun, dia hidup nayman dan sentosa.
"Saya tidak makan bahan pangan olahan, saya tidak merokok dan tidak pernah stres," kata Kassiotis. "Saya tidak khawatir soal mati kami sadar kalau semua orang toh nanti kesana juga."
Sumber :
Editor :
Egidius Patnistik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar