Jambu Mawar
Kini digolongkan dalam jenis tanaman langka Jambu mawar alias jambu
kraton adalah anggota suku
jambu-jambuan atau Myrtaceae yang
berasal dari Asia Tenggara,
khususnya di wilayahMalesia.
Dinamai demikian karena buah jambu ini memiliki aroma wangi yang keras seperti mawar.
Nama-nama daerahnya di antaranya jambee
iye mawar (Ac.), klampok arum, kalampok aeng mawar , nyambu ermawa , kembes mawar, kembes walanda,
kumpasa im baranda, jambu jene mawara , jambu mawaro, kupo mawar, kuputol
mawar, gora mawar (aneka
bahasa di Maluku).
Buah ini juga disebut chomphu
namdokmai (Thai), cham’-puu (Kamboja), tampoy (Filipina), rose
apple atau Malabar plum (Ingg.). Nama ilmiahnya
adalah Syzygium jambos.[2]
Pemerian botanis
Pohon kecil (perdu) dengan tinggi hingga 10 m dan
gemang batangnya hingga 50 cm, sering bercabang
rendah dan bertajuk memencar lebar.
Daun tunggal terletak berhadapan, lonjong lanset berujung runcing,
9-26 x 1,5-6 cm, hijau tua berkilap di atas dan menjangat tipis.
Tangkai daun 5-6(-13) mm.
Karangan bunga dalam payung menggarpu, pendek, muncul di ujung
ranting (terminal) atau di ketiak daun (aksial), 4-10 kuntum. Bunga besar,
dengan lebar 5-10 cm, putih kehijau-hijauan, berbilangan 4. Daun kelopak s/d 10
x 7 mm; daun mahkota agak bundar, s/d 15-18 mm; benang sari berjumlah banyak,
lekas gugur, panjang s/d 4 cm; tangkai putik s/d 4 cm.
Buah bulat sampai bulat telur, dengan garis
tengah antara 2,5-5 cm, bermahkota daun kelopak dan tangkai putik yang tidak
rontok; kuning keputihan, kehijauan atau kemerahan sampai merah. Daging buah
agak kering, harum berbau mawar, kuning atau merah jambu; berasa manis agaksepat, dan meninggalkan sedikit rasa getir sesudahnya. Biji 1-4
butir, kecoklatan.[2]
Kegunaan
Dalam pengobatan tradisional bisa digunakan untuk membersihkan kandungan pasca melahirkan yang tidak normal
Buah jambu mawar biasa dimakan segar, meskipun nilainya masih
kalah oleh jambu air, jambu semarang atau jambu bol. Jambu mawar
jarang terdapat di pasar, dan hanya dikonsumsi sendiri terutama oleh anak-anak.
Buah ini juga sering dimasak atau diawetkan dengan berbagai cara.
Buah tersebut dapat disuling untuk memperoleh ‘air mawar’, serupa
dengan yang dapat diperoleh dari daun mahkota bunga mawar. Daunnya disuling untuk mendapatkan minyak atsiri, yang
berguna bagi industri wewangian.
Kayu terasnya berat dan keras, sehingga baik untuk konstruksi
bangunan asalkan tidak berhubungan dengan tanah. Kayu ini kurang tahan terhadap
seranganrayap. Kulit kayunya
digunakan sebagai bahan penyamak dan pewarna.
Pohon jambu mawar juga kerap ditanam di taman-taman dan pekarangan
sebagai pohon hias. Selain itu, bunga-bunganya juga
merupakan sumber pakan yang baik bagi lebah madu.
Dari bunga yang diawetkan, dibuat obat tradisional pendingin dan
penenang. Kulit kayu dan bijinya juga dimanfaatkan untuk mengobati murus
(diare), disentri dan demam.
Ekologi dan penyebaran
Jambu mawar dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah, termasuk yang
mudah menggenang. Pohon ini dapat tumbuh subur dan berbuah mulai dari tepi
pantai hingga ketinggian 1.200 m dpl. Ia
menyukai iklim basah, namun dapat pula tumbuh baik di wilayah yang lebih kering.
Mengikuti peradaban manusia, tanaman ini disebarluaskan ke
pelbagai wilayah tropis di dunia sejak beratus tahun yang lalu. Sebagian di
antaranya telah meliar kembali
di alamnya yang baru. Di beberapa negara, tanaman yang mudah beradaptasi dan
berbiak ini kini mulai dianggap sebagai ancaman, karena cenderung bersifat
sedikit invasif.
Rujukan
1. ^ a b Heyne, K.
1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 3. Yay. Sarana
Wana Jaya, Jakarta. Hal. 1518.
2. ^ a b c d Verheij,
E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang
dapat dimakan. PROSEA – Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2.
Hal. 382-385.